BANTAENG - Cinta dan Kasih, Dua kata indah ini bukanlah judul lagu ataupun judul sinetron percintaan, Namun dua kata indah ini telah melekat abadi pada diri dua bocah kembar jenis kelamin perempuan setelah kedua orangtuanya memberinya nama cinta dan kasih.
Kendati memiliki nama yang indah, tapi perjalanan hidup semenjak lahir tidak seindah nama yang disandangnya, Cinta dan Kasih yang saat ini memasuki umur 7 tahun, semenjak lahir tidak dalam kondisi seperti anak anak pada umumnya.
Menurut keterangan Kepala Puskesmas Baruga, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Hj Andi Nurwahidah, SKM, M.Kes, bahwa kedua putri kembar itu terlahir kurang normal.
"Dari catatan, Cinta terlahir dengan berat badan, 3, 2 kg dan Kasih lahir dengan hanya berat badan 2, 3 kg.", kata Andi Nurwahidah pada media ini, Usai bersama Tim gercep menyambangi kediaman kedua putri kembar tersebut, Kamis, (8/7/2021)
Dia mendatangi kediaman putri kembar tersebut bersama tim gercep membawakan paket makanan bergizi sebagai salah satu bentuk upaya pemulihan gizi bermasalah.
Kedua putri kembar tersebut ditinggal pergi oleh ayahnya yang bernama Islan, dan saat ini hidup bersama Ibunya yang bernama Sri Nurbaya dan dipelihara oleh neneknya
di Dusun Ujung katingting, Desa Borongloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
"Pada umurnya saat ini yang telah menginjak 7 tahun, berat badan Cinta 10 kg sementara Kasih 11 kg.Kondisi anak sekarang tidak dapat berjalan dan melakukan kegiatan lain tanpa bantuan orang lain", Ungkap Andi Nurwahidah.
Lanjut dijelaskan kalau kedua putri kembar tersebut sudah ditangani oleh tim kesehatan PKM Baruga sejak masih kecil (bayi). Namun diakuinya bahwa mengenai pemberian imunisasi
Pada keduanya tidak lengkap.
"Ibunya juga tidak menetap waktu di Bantaeng, sementara kedua putri kembar itu tinggal bersama kakeknya hingga saat ini. Neneknya pun melarang untuk diberikan imunisasi pada kedua putri kembar tersebut", Lanjutnya..
Lanjut dikatakan, Tentang pelayanan kesehatan terhadap anak tersebut juga telah dilakukan penanganan oleh dokter ahli anak di RSUD Anwar Makkatutu, Bantaeng.
Diketahui, kondisi keluarga anak kembar tersebut juga sebagai keluarga yang kurang mampu sehingga berpengaruh terhadap asupan gizinya, hal ini menyebabkan pertumbuhan putri kembar tersebut kurang sempurna sehingga saat ini menjadi sasaran penanganan gizi dan kesehatan anak yang menjadi program pemerintah dibawah kendali Bupati Bantaeng DR.H.Ilham Syah Azikin bersama Wakilnya Drs.H.Sahabuddin.(*)